GUr5TpziBUMoTUO8GSr6TpG7GY==

4 Maret 1193; Wafatnya Shalahuddin, Sang Pembebas Al Aqsha

4 Maret 1193; Wafatnya Shalahuddin, Sang Pembebas Al Aqsha
Shalahuddin Al Ayyubi (Ilustrasi)

TAJUK.TOP, Jakarta - Kalau diukur, sebenarnya usia Umat Rasulullah ﷺ itu pendek sekali dibandingkan usia umat-umat sebelumnya. Nabi Nuh saja berdakwah sampai 950 tahun, Bani Israil banyak yang dikaruniai umur sampai 3 abad. Sedangkan umat Rasulullah ﷺ berkisar dari 60-70 tahun rata-rata.

Namun, di usia yang pendek itu, ada banyak umat Rasulullah ﷺ yang mencurahkan waktu terbaiknya demi Islam. Ada yang usianya ia wakafkan di atas kuda dari Sungai Nil ke Sungai Eufrat untuk memastikan negeri muslimin aman. Ada yang kehilangan senyumnya ketika Al Aqsha terjajah 88 tahun lamanya.

Salah seorang pahlawan yang namanya abadi dalam hati kita, dalam buku-buku sejarah dunia dan terukir megah di alam malaikat, namanya Shalahuddin Al Ayyubi. Nama itu, membuat kita bergetar ketika mendengarnya.

Dan nama itulah yang menginspirasi nama akun ini, Gen Saladin; Generasi Shalahuddin. Nama seorang lelaki yang tak hanya menyatukan Kaum Muslimin setelah terpecah belah, namun juga memberi hadiah terbesar dengan bebasnya Masjid Al Aqsha.

Hati yang bening, yang membuat Shalahuddin Al Ayyubi tak sampai hati menyunggingkan senyumnya ketika melihat kaum Muslimin di Palestina hidup terzalimi. "Bagaimana mungkin aku tersenyum, padahal Baitul Maqdis terjajah!"

Lahir pada 1137 Masehi dan wafat pada 4 Maret 1193, bertepatan dengan 27 Shafar 589 Hijriah. Wafatnya Shalahuddin dideskripsikan oleh banyak sekali Ulama dan sejarawan sebagai hari yang sangat sendu dan setiap jiwa merasakan mendung yang gelap. Kepergian sang pahlawan begitu mengangetkan banyak rakyat yang sangat mencintainya.

Seorang Ulama dan juga sejarawan, Ibnu Syaddad menuturkan, "wafatnya Shalahuddin adalah salah satu bencana terbesar yang menimpa Kaum Muslimin sejak hancurnya Khulafaur Rasyidin."

Kini Shalahuddin memang sudah pergi, namun sejarah akan mencatat lahirnya generasi baru zaman ini yang memecah kesunyian itu. Ya, Generasi Shalahuddin, kau dan aku. Semoga...

Beliau melanjutkan dalam buku Biografi Shalahuddin yang ia tulis, "Seringkali aku mendengar pepatah yang mengatakan 'ku harap aku dapat mati menggantikan dirinya' aku kira itu hanya perumpamaan, namun aku mengerti arti kalimat itu ketika Shalahuddin wafat. Ku harap aku dapat menggantikan Shalahuddin!"

References:

  • بهاء الدين بن شداد (2002). النوادر السلطانية
  • ابن الأثير (2008). الكامل في التاريخ. دار التوفيقية للطباعة
  • ابن كثير. البداية والنهاية

Penulis: Edgar Hamas (Founder Gen Saladin)

Komentar0

Type above and press Enter to search.